Tuesday, January 24, 2012

Daftar haji, dapat tahun 2020 (menunggu 8 tahun)

Inget saat pulkam raya haji, cari info syarat haji di bank BNI dan kantor Depag, kesimpulannya: Daftar haji itu syaratnya mudah, gak ribet, yang penting ada uang 25juta.

Alhamdulillah, hari ini kami berdua sudah mewujudkannya, bahkan gak menyangka adik kami (Vina dan Robert) ikut daftar sekalian.

Proses keseluruhan cukup setengah hari selesai;
1. Puskesmas; test kesehatan dan keterangan golongan darah, sudah ada form khusus untuk daftar haji, bayar @ Rp 20.000
2. Bank Muamalat; buka tabungan @ Rp 250.000 dan bayar @ Rp 25.000.000 untuk dapat nomor porsi. Bawa KTP aja.
3. Depag ; beli map dan foto dll @ Rp 50.000. bawa copy KK 3 lembar, copy akta nikah 3 lembar, copy KTP 5 lembar, dan berkas dari Bank Muamalat.
4. Bank Muamalat; bawa berkas dari depag, Bank menginformasikan/print nomor urut kita dan diperkirakan dapat tahun 2020 urutan tengah.

Peminat haji memang akhir-akhir ini sangat tinggi. Informasi dari Bank, dalam tahun 2011, kuota haji propinsi Jawa Tengah per tahun 29.000 terpenuhi hanya dalam 2-3 bulan saja. Kuota 2020 sekarang dah sampai urutan tengah, sekira 15.000 padahal baru dibuka akhir Desember 2011 (sebulan).

Sederhanya jika dihitung mundur di tahun 2011 (asumsi kuota terpenuhi tiap 3 bulan)
Kuota 2019: oktober-desember
Kuota 2018: July-Oktober
Kuota 2017: April-July
Kuota 2016: Jan-Apr

Kalo begitu caranya, sederhanya kedepan (asumsi 4 kuota-tahun terpenuhi tiap tahun)
akhir 2012 boleh jadi antrian untuk 2024 (menunggu 12 tahun)
akhir 2013 boleh jadi antrian untuk 2028 (menunggu 15 tahun)
akhir 2014 boleh jadi antrian untuk 2032 (menunggu 18 tahun)
akhir 2015 boleh jadi antrian untuk 2036 (menunggu 21 tahun)

walah-walah, bisa2, besuk2 bayi ceprot langsung didaftarkan haji, dapat porsi dah manula.

Sunday, January 15, 2012

Selesai sudah di Spore, balik KL

Pagi kami putuskan pertama ke patung singo merlion, wuih meriahnya saudara2 WNI. Setelah puas, kami rencana mau ke NTU, tapi salah beli tiket, lalu turun di stasiun dekat NUS, benernya searah cuma NTU lebih jauh. Ternyata stasiun saat kita turun bukan dekat dengan NUS, tapi masih jauh, jalan kaki hamper satu jam (Tanya orang katanya 20menit, mungkin jalannya orang kebelit pipis dan dikejar anjing hehe). Tapi yang namanya jalan2, dinikmati aja. Malah baru tahu lewat depan kampus yang besar, Polytechnic Singapore.

Sampai di NUS, foto-foto. Mau naik bus untuk keliling kampus lama sekali, akhirnya diputuskan kembali, naik bus ke stasiun terdekat, naik MRT ke Orchard road. Kita hanya punya waktu 30 menit untuk jalan-jalan, belanja. Riuh rendah wajah dan suara WNI ada dimana-mana, wah yang memenuhi pusat permaianan, hiburan, belanja ternyata memang Indonesian semua.

Tibalah saatnya pulang ke hotel, naik bus, segera naik bus jam3 ke KL. Sudah beli tiket waktu di KL, harga RM60. Alhamdulillah dengan waktu mepet bus nomor 100 akhirnya dating juga membawa kami tiba di Golden Mile Complex 10 menit sebelum jam 3. Syukur Alhamdulillah, gak ketinggalan. Masukkan bagasi, isi immigration card, dikasih air mineral. Tidur. Turun cop imigrasi Spore. Naik bus. Turun cop imigrasi Malay. Tidur panjang. Sampai rumah KL dah jam 10 malam. Makan dan rehat.

Saturday, January 14, 2012

Seharian jalan2

Setelah menjemput adik dkk dari Changi airport (dari Jogja), masukkan semua barang kedalam kamar, kami temankan mereka jalan2. Pertama ke Pulau Sentosa, naik bus 81 ke arah Harbourfront. Disitu mereka foto-foto, lalu kita jalan kaki melalui Boardwalk sejauh 500m (traveler). Masuk pulau bayar SGD 1/orang untuk 24jam katanya.

Teringat, betapa Spore bener2 pinter. 3 tahun lalu Pulau Sentosa belum apa-apa, sedang dibangun, tapi kini tourist banyak banget untuk melihat karya mereka membuat sesuatu menarik dan layak dikunjungi. Dulu kami pernah naik cable car yang kalah jauh dengan Genting Highland, apalagi Langkawi. Tapi kini, akses ke Pulau Sentosa dah bisa dengan cable car, monorail, bus, bahkan boardwalk yang indah dan nyaman. Alhamdulillah, adik dkk yang kuliah di arsitek tertarik dengan bangunan-bangunan yang indah dan cantik. Saya sebagai orang awam juga berpikir, kalo Negara maju membangun maka unsur seni sudah sedemikian rupa dipertimbangkan, kalo di Negara belum maju, jangankan mikir seni, untuk beli besi-batu-bata-semen dll saja harus nyicil tidak bisa sekaligus karena biaya mahal dibandingkan dengan pendapatan.

Di Changi sudah terasa, di Sentosa lebih terasa lagi, bahwa tourist terbanyak Spore adalah WNI dengan mendengar bicara, pakaian, dan wajah mereka. Dunia udah kebalik-balik, Negara miskin seneng berwisata ke Negara kaya, orang miskin mensubsidi orang kaya. Atau mungkin memang orang2 WNI yang memang dari golongan kaya, cuma saya khawatir jangan2 ngumpulin uang beberapa lama hanya untuk dihabiskan sebentar di Spore.

Pusing-pusing, foto-foto di luar Universal Studio (karena kalo masuk dan kesorean rugi), dah merasa capek, kami tinggalkan sentosa naik monorel. Eksplorasi selanjutnya ke Chinatown. Ada kasus: 3 anak lepas, wah pusing dibuatnya. Dihubungi gakbisa, Alhamdulillah bisa di sms: “kembali ke pintu cek tiket stasiun”. Alhamdulillah akhirnya ketemu, bisa belanja di China town dengan tenang.

Sholat maghrib di Masjid deket Chinatown, lanjutkan menyusuri jalan Maxwell, ada tempat maket Singapore, tapi tutup karena dah malem. Menyusuri jalan mencari stasiun MRT, ketemu sts Tg Pagar. Pulang, tidur lelap.

Beach Road Spore

Kita menuju hotel yang telah kita book di jalan Kallang. Sebelum ke hotel (asumsi juga terlalu pagi belum boleh check in), kita nikmati jalan-jalan pagi menyusuri jalan, mencocokkan map dengan kenyataan, memang bener2 kecil, tahu2 dah sampai Masjid Sultan. Kita cari warung makan padang, Alhamdulillah ketemu dua2nya berhadapan di jalan besar sampingnya masjid..

Jalan dikit lagi dah sampai stasiun Bugis, naik MRT turun di sts Aljunied. Jalan kaki mendekati hotel, kok ada pemandangan yang “asyik-asyik” gini, hi…takut. Sampai di hotel, waduh lha kok cuma kayak gini.

Cari hotel di Spore susah banget, maksudnya yang bagus tapi murah. Kita bandingkan malah jauh lebih mudah waktu kita ke Belanda dan Jerman. Kita search paling murah inipun dah dalam SGD80 (awalnya SGD68, tapi tambah charge dan tax jadi 80), dah gitu yah gakbagus lagi, tapi ya dinikmati aja. Kita pesan 3 kamar, yang 2 kamar untuk adik dkk yang akan kita jemput di Changi airport.

Friday, January 13, 2012

Bus tengah malam KL-Spore

Tengah malam jam 12 bersama istri naik bus KL-Singapore, ambil yang harga RM 45, StarMart Express, bagus. Penumpang cuma 4 orang. Selama perjalanan kami berpikir, apa iya cuma 4, takut mampir2, eh ternyata memang sampai hentian di Singapore memeng cuma 4 orang.

Kayaknya ini rekor, hanya 3 jam (jam00-03) dah sampai Johor Bahru. Satu lagi, dah hampir 5 tahun di Malaysia, baru sekali ini naik bus melewati 2nd link (Tuas). Di imigrasi sepi nyenyet, lha iyalah karena memang dini hari. Turun bus bawa semua bawaan, cop keluar imigrasi Malay, lancar. Naik bus, jalan lewat jembatan, masuk imigrasi Spore bawa semua bawaan, cop imigrasi, Alhamdulilah lancer semuanya.

Berharap bus pelan datang lambat, yang terjadi memang terlalu awal pagi. Jam4.30 kita dah sampai di bus stop Beach Road, depan Golden Mile Complex (semua bus dari Kuala Lumpur disitu). Shubuh masih 1.5jam lagi. Duduk sebentar di halte bus lalu ke Masjid Hajjah Fatimah (200an meter), singgah kita disitu sholat malam dan dzikir menunggu Shubuh.

Lepas Shubuh baca Qur’an, di masjid ramai ada bacaan tafsir/hadits saya takpaham karena pakai bahasa India. Jam 7 dah agak terang, menikmati pagi di halaman masjid ad ataman yang luas, sambil kita sarapan dengan bekal yang sudah kita siapkan; Garang asem hati ayam dari KL. Sedapnye.